PORTALBALIKPAPAN.COM – Ada yang menarik dalam dialog Caleg Muda, yang dihelat di Balikpapan, Selasa (8/8/2023) malam.
Agenda bertajuk: Yang Muda Nyaleg, Nggak Bahaya Ta?, digelar Corelate, dan disiarkan live di Instagram Portal Balikpapan. Yang dimoderatori oleh Pimred Kaltim Kece, Robithoh Johan Palupi.
Dialog itu menghadirkan tiga caleg. Yakni, Cindy Claudia caleg PDIP dapil Balikpapan Tengah, Adelina caleg Demokrat dapil Balikpapan Selatan, dan Hafiduddin caleg DPR RI dapil Kaltim.
Para caleg memaparkan tujuan dan pemikirannya untuk maju merebut suara warga Balikpapan dan Kaltim.
Ada banyak pertanyaan dari audiens, termasuk dari netizen yang menyaksikan acara live tersebut di Instagram media ini.
Salah satunya, netizen dengan akun @politik.kaltim Ia melempar pertanyaan ke masing-masing caleg terkait kapital yang dibutuhkan untuk maju di Pileg 2024.
Salah satu pertanyaannya, soal berapa modal yang dibutuhkan bagi seorang caleg, baik caleg kota/ kabupaten, provinsi atau DPR RI.
Sang moderator, Johan, menanyakan kembali pertanyaan itu ke masing-masing caleg. Menurutnya, pertanyaan tersebut menjadi salah satu hal yang banyak membuat penasaran masyarakat.
Salah satu caleg PDIP dapil Balikpapan Tengah, Cindy, menjawabnya dengan seloroh.
“Kepo banget sih. Soal modal itu dapur masing-masing. Saya modalnya cinta,” kelakar Cindy. Jawaban itu disambut tawa audiens.
Adapun caleg DPR RI dapil Kaltim dari PKS, Hafiduddin, mengaku politik pasti membutuhkan biaya.
Namun, ia juga tak mau menjawab detil berapa ongkos politik yang dikeluarkannya.
“Untuk cost politik itu wajar. Tidak ada cost politik yang gratis. Itu langka sekali,” ujar Hafiduddin.
Pertanyaan menarik lain, datang dari delegasi Panelis, Adi. Ia juga mewakili Forum Pemuda Balikpapan.
Adi melontarkan pertanyaan, jika harus memilih, para caleg akan tetap sebagai petugas partai atau wakil rakyat?
Ditanya soal itu, caleg Demokrat dapil Balikpapan Tengah, Adelina, memberi jawaban jika kedua hal itu tidak bisa dipisahkan.
“Dua-duanya. Mau jadi dewan harus jadi petugas partai. Kalau gak mau, jadi pengusaha saja, gak usah berpolitik. Nah, saat bertentangan dengan keputusan partai, sebagai anak muda dituntut untuk tetap kritis,” kata Adelina.
Dialog tersebut membahas banyak hal. Mulai isu pendidikan, kebutuhan anak muda, perhatian terhadap kaum disabilitas, nasib pelaku ekonomi kreatif Balikpapan yang stagnan. Sampai soal isu kesehatan mental. (Bkr)