PORTALBALIKPAPAN.COM – Akhir pekan ini, tim redaksi Portal Balikpapan berkesempatan mengunjungi salah satu tempat pemancingan yang cukup populer di Kalimantan Timur, yaitu Pemancingan Widuri.
Meski secara administratif berada di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, lokasi ini masih terbilang dekat dengan Balikpapan, tepatnya di perbatasan kawasan Teritip–Samboja.
Dari pusat kota Balikpapan, perjalanan menuju tempat ini hanya memakan waktu kurang dari satu jam jika lalu lintas lancar.
Perjalanan kali ini diawali dengan cuaca mendung dan gerimis ringan yang membasahi kaca mobil. Kami mengandalkan Google Maps untuk mencapai lokasi, mengingat ini adalah kunjungan pertama kami ke Pemancingan Widuri.
Namun, sempat terjadi sedikit kendala karena aplikasi peta tidak menampilkan jalur belokan menuju lokasi. Kami pun berhenti sejenak dan bertanya kepada warga sekitar.
Seorang ibu paruh baya dengan ramah menunjukkan arah yang benar. “Lokasinya ada di situ, anda keterusan sedikit, persis di belokan itu. Memang biasa ada spanduknya, mungkin lepas kena tiup angin,” jelasnya.
Benar saja, papan nama Pemancingan Widuri memang tidak terlihat saat itu, sehingga wajar jika pengunjung baru sedikit kebingungan. Setelah memutar arah sesuai petunjuk, kami memasuki jalan kecil yang hanya cukup untuk satu mobil.
Di awal, jalan tampak berlumpur karena hujan sebelumnya, namun beberapa meter kemudian sudah terlihat jalur semenisasi di kiri-kanan jalan. Turunannya cukup curam, namun masih aman dilalui.
Sesampainya di area parkir, kami dikenakan tiket masuk sebesar Rp15.000 per orang, harga yang cukup terjangkau. Karena tidak membawa perlengkapan sendiri, kami menyewa alat pancing di lokasi.
Sewa pancing bambu dibanderol Rp5.000, jaring penyimpanan ikan Rp5.000, dan umpan Rp5.000, dengan deposit sebesar Rp50.000. Ada juga pancing asli dengan harga sewa Rp15.000.
Suasana di Pemancingan Widuri terasa nyaman dan tenang. Di sini juga tersedia villa bagi pengunjung yang ingin bermalam dengan harga terjangkau. “Kami buka sampai jam tujuh malam,” ujar petugas di kasir.
Sembari memancing, pengunjung dapat memesan makanan ringan maupun berat di warung yang tersedia. Sistemnya cukup praktis, pengunjung memilih menu di kasir, membayar, lalu menunggu pesanan sambil memancing.
Jika makanan sudah siap, petugas akan memanggil melalui pengeras suara, dan pengunjung mengambilnya sendiri di meja kasir.
Usai memancing, ikan hasil tangkapan dapat langsung ditimbang. Pengunjung bebas memilih apakah ingin membawa pulang ikan atau meminta untuk dimasak di tempat.
Kami memilih opsi kedua. Meski hasil pancingan kami hanya satu ekor, rasa lapar membuat kami memesan tambahan ikan untuk dimasak di dapur Pemancingan Widuri.
Kami memesan 1 kilogram ikan patin bakar, 1 kilogram ikan nila goreng, lengkap dengan sambal terasi dan cah kangkung.
Sekitar 30 menit kemudian, makanan siap disantap. Rasa bumbunya gurih dan nikmat, sambalnya pun pas di lidah. Tak heran, kami menambah porsi nasi karena lauknya masih tersisa banyak.
Selesai makan, kami melanjutkan dengan menunaikan salat zuhur. Fasilitas musholla dan toilet bersih tersedia di area ini, menambah kenyamanan pengunjung.
Bagi Anda yang mencari tempat untuk melepas penat atau menghabiskan akhir pekan bersama keluarga, Pemancingan Widuri bisa menjadi pilihan menarik. Lokasinya mudah dijangkau, suasananya tenang, dan fasilitasnya cukup lengkap.
Meski berada di wilayah Samboja, tempat ini sebenarnya hanya sepelemparan batu dari perbatasan Balikpapan–Kutai Kartanegara. (ih)




















