PORTALBALIKPAPAN.COM – Siswa Kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar Negeri 005 Balikpapan Utara, menggelar sosialisasi pentingnya pendidikan seks aka sex education, sejak dini. Salah satu tujuannya mencegah terjadinya kejahatan seksual pada anak-anak.
Agenda itu menghadirkan pemateri profesional sekaligus praktisi pendidikan, Yudi Siswanto dan Fatonah. Materi sex education itu dihelat di ruang pertemuan, Sabtu (15/4/2023).
Menurut Guru Agama SDN 005 Balut, Rohmawati Indri, agenda ini belum pernah disajikan sebelumnya. Gagasan materi sex education tercetus dari perbincangan dalam Kelompok Kerja Guru atau KKG.
KKG adalah komunitas atau kelompok kegiatan profesional bagi guru SD/MI. Saat itu, sambung Indri, mereka membahas soal improvisasi pendidikan. Lantas muncul pembahasan minimnya pendidikan seks untuk anak-anak Indonesia.
“Dan ternyata pendidikan seks anak baru ada di kurikulum terbaru, Kurikulum Merdeka.
“Itu pun di kurikulumnya, baru untuk kelas IV. Kelas V dan VI masih kurikulum lama,” jelasnya. Akhirnya tercetus ide, di rangkaian Pesantren Ramadhan, membuat agenda edukasi tentang pengetahuan seks sejak dini. Dengan mengundang pemateri profesional.
Biasanya, lanjut Indri, materi yang dibawakan tentang ukhuwah, puasa atau materi sejenis lainnya.
“Untuk sistem edukasinya enggak dicampur, kita pisah antara anak laki dan perempuan. Beda ruangan. Yang laki pematerinya laki-laki juga. yaitu Ustadz Yudi. Yang perempuan pematerinya Ustadzah Fatonah,” papar Indri.
Materi yang dibahas saat itu, untuk anak perempuan, soal haid dan aurat. Termasuk bagaimana membersihkan, mandi wajib, dan lainnya. Untuk anak laki, terkait masa baligh dan cara mensucikannya.
“Kita juga berikan edukasi untuk perempuan, bagian mana saja yang harus dijaga. Tidak boleh disentuh anak laki,” terangnya.
Ia mengakui pendidikan seks sejak dini tidak begitu populer di Indonesia. Berbeda dengan negara-negara Eropa. “Padahal edukasi ini penting banget. Mungkin bagi kita masih banyak yang tabu,” tuturnya.
Selama memberi materi, narasumber mengajak anak-anak untuk berinteraksi dengan gaya bahasa yang mudah dipahami siswa. Dimulai mengajarkan apa itu reproduksi secara singkat, haid, perbedaan gender, dan lainnya.
”Memberikan edukasi tentang seks bagi anak tentu sangat bermanfaat bagi mereka,” ujar Kepala Sekolah SD 005 Balut, Tri Wijayati.

Tri Wijayati mengamini, zaman dulu dan sekarang berbeda. Tumbuh kembang anak lebih cepat, begitupun masa pubertas. Atau masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, sikap atau perilaku, dan pematangan organ reproduksi.
“Dulu banyak hal-hal yang tabu, berbeda dengan sekarang,” jelas Tri. Untuk itu pihaknya menghelat pendidikan seks sejak dini agar anak-anak didik bisa mendapat pencerahan terkait reproduksi dan lainnya.
“Ini baru pertama kalinya kami lakukan. Bisa saja nanti diadakan rutin,” jelasnya. Ia bilang, agenda itu satu rangkaian dari Pesantren Ramadhan 1444 H. Yang sebelumnya diawali Shalat Dhuha berjamaah dan Qiraatil Quran. Ramadhan tahun ini, pihaknya juga menghelat pelbagai acara. Di antaranya, berbagi rizki bagi siswa tak mampu dan menggelar Majlis Ta’lim untuk orangtua siswa.
Wali Kelas V SDN 005 Balut, Rusmi berujar, mengharapkan anak bisa tumbuh baik harus diselaraskan usaha yang maksimal. Terutama dalam pembentukan karakter dan mindsetnya. Memberikan edukasi ihwal seks sejak masa kecil kepada anak mnejadi salah satu langkah yang perlu dilakukan.
“Bukan untuk memicu pada hal-hal yang negatif, namun sebagai upaya preventif agar para siswa didik terhindar dari seks bebas dan beragam kejahatan seksual,” jelas Rusmi. (*)