PORTALBALIKPAPAN.COM – Sekitar lima tahun belakangan, di tiap bulan Ramadhan, ada satu fenomena baru di antara anak-anak dan remaja di Balikpapan. Namun, baru setahunan lalu begitu marak. Di beberapa titik. Dari Balikpapan Barat sampai Balikpapan Utara.
Fenomena itu pukul-pukulan sarung antar pribadi dan kelompok di antara anak dan remaja. Istilah pukulan itu mengular, ada yang menyebutnya pecut sarung, ada juga perang sarung.
Apapun istilahnya, awalnya hanya sebagai candaan. Tertawa. Kejar-kejaran. Sabet-sabetan. Atau sekadar memecut sarungnya di udara, untuk memantik bunyi kencang: cetaar!!! Lalu pada tertawa.
Candaan mereka mengundang rasa penasaran orang lain. Banyak yang sekadar ingin tahu, atau ikut tertawa menyaksikan ulah perang sarung. Tanpa ikut-ikutan. Tanpa membawa sarung.
Seperti AH, bocah berusia 9 tahun yang terpantik kerumunan penonton perang sarung. Ia pun ikut menonton.
Tapi siapa sangka, pada Sabtu (1/4/2023), rasa penasaran AH yang ingin menyaksikan perang sarung justru memantik haru. Candaan itu berujung petaka.
AH, saat menonton, terkena pukulan kayu dari seseorang yang tengah perang sarung di Kawasan Prapatan.
“Adik saya terkena pukulan kayu oleh pelaku saat ada pecut sarung atau perang sarung,” jelas Putu Ayu Gevi Kartika, Kakak korban, Senin (3/4/2023).
Ia harus menahan duka, karena luka adiknya membuat rusak mata. Bahkan, karena pukulan kayu itu adiknya terkena serpihan hingga harus dilakukan operasi pengangkatan mata.
“Mata kiri,” jelasnya.
Duka yang memilukan dari adik yang masih duduk di kelas 3 SD itu, mendapat perhatian dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Pelindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan.
Kepala Dinas DP3AKB, Alwiati, mengimbau bahwa pengawasan anak bukan hanya tugas dari Pemerintah, namun keluarga juga berperan penting.
Terlebih terkait penjagaan keselamatan yang berefek terhadap masa depan anak.
“Terkait pengawasan tidak hanya hadir dalam sektor Pemerintahan, namun juga dilakukan lingkungan sekitar salah satunya peran keluarga dan orang tua,” terangnya.
Lanjut Alwiati, pihaknya telah melakukan beberapa upaya mengenai keselamatan anak, salah satunya menggencarkan sosialisasi di beberapa Sekolah Dasar.
Imbauan serupa diutarakan Kapolres Balikpapan, Anton Firmanto. Ia menghmbau kepada orang tua untuk selalu memperhatikan anak karena secara fundamental selalu bersama didalam kehidupan sehari hari.
Anton menyampaikan, pihaknya telah menggencarkan patroli besar-besaran secara rutin melalui program biru langit bersama personel.gabungan, dari jajaran Polsek per kecamatan.
“Selain itu, orang tua juga harus selalu memperhatikan anaknya. Ssperti berada dimana, keluar dengan siapa dan upayakan jam 10 malam sudah berada di rumah. Ini untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan dimalam hari,” imbaunya.
Walikota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, turut menyampaikan sinergitas kolaborasi antara Pemerintah Kota maupun Pemerintahan setempat seperti Kecamatan, Kelurahan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) hingga sektor Rukun Tetangga (RT), perlu digencarkan. Tujuannya untuk meminimalisir fenomena perang sarung yang marak dan menimbulkan keresahan masyarakat.
“Ini juga memerlukan kesadaran bagi stakeholder di lingkungan masyarakat. Kita harus berkolaborasi menciptakan suasana kondusif di tengah bulan Ramadhan yang suci ini. Orang tua pun juga harus berkolaborasi menjaga anak anaknya,” ujarnya.
(Gopek Goceng)