PORTALBALIKPAPAN.COM, Samboja – Di tengah sunyi malam, langkah kecil polisi di RT.007, Kelurahan Teluk Pemedas, Kecamatan Samboja, berujung pada sebuah pengungkapan besar pada Rabu (8/1) dinihari.
Sebuah operasi pemberantasan narkotika yang dilakukan Polsek Samboja berhasil membekuk seorang pelaku berinisial AA (22), menguak tabir gelap peredaran sabu di wilayah tersebut.
Awal mula operasi ini terjadi setelah laporan masyarakat mengarahkan petugas pada aktivitas mencurigakan di lokasi.
Tanpa banyak kata, tim segera bergerak. AA, yang rupanya menyadari kehadiran polisi, mencoba aksi licik dengan menjatuhkan satu bungkus sabu, berharap dapat mengaburkan jejak.
Namun, gerak-gerik tersebut justru semakin menguatkan kecurigaan petugas.
Penggeledahan mendalam di rumah pelaku mengungkap fakta yang mencengangkan, enam bungkus sabu tersimpan rapi dalam plastik bening, bersama timbangan digital, alat takar berupa sedotan dan pipet kaca, korek api, HP Xiaomi serta uang tunai Rp3.400.000.
Barang bukti ini menjadi potret kecil dari ancaman besar yang coba disusupi ke masyarakat.
Kapolsek Samboja, AKP Sarlendra Satria Yudha, dengan tegas mengungkap bahwa pihaknya akan terus berupaya menekan peredaran narkotika di wilayah tersebut.
“Kami akan terus berupaya menekan peredaran narkotika di wilayah kami. Penangkapan ini menjadi langkah tegas kami dalam memberantas jaringan narkotika,” ujar AKP Sarlendra dikutip dari TribrataNews.
Kini, AA mendekam di tahanan Polsek Samboja, menghadapi ancaman Pasal 114 Ayat (1) jo Pasal 112 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Hukuman berat menantinya, seiring harapan agar langkah ini menjadi peringatan bagi pelaku lain. AKP Sarlendra pun mengajak masyarakat untuk terus bersinergi dalam melawan narkotika.
“Dengan kerja sama yang baik antara masyarakat dan kepolisian, kita dapat melindungi generasi muda dari ancaman narkotika,” pungkasnya.
Malam itu, keheningan di Teluk Pemedas berubah menjadi kemenangan kecil dalam perang besar melawan narkotika.
Sebuah pengingat bahwa kerja sama dan keberanian bisa menjadi benteng terakhir menghadapi ancaman yang membahayakan masa depan. (tribratanews/imm)