PORTALBALIKPAPAN.COM, Nusantara – Upaya menjamin ketersediaan air secara berkelanjutan di wilayah Ibu Kota Nusantara terus diperkuat.
Otorita Ibu Kota Nusantara resmi menandatangani kontrak kerja sama pembangunan embung di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1B dan 1C serta kolam retensi bersama sejumlah mitra penyedia jasa, Kamis (27/11/2025).
Kerja sama tersebut melibatkan PT Bumi Karsa, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Nindya Karya. Penandatanganan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen XXII-2025 Otorita IKN Iryans Muhyono serta Pejabat Pembuat Komitmen XXIII-2025 Sigit Marwanto, dan disaksikan langsung oleh Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono.
Langkah ini menjadi bagian dari percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air yang menjadi fondasi penting bagi terbentuknya ibu kota yang tangguh, aman, dan adaptif terhadap perubahan iklim. Basuki menyampaikan bahwa pembangunan embung menjadi komponen strategis dalam mendukung keberlanjutan Nusantara.
Dalam kesempatan tersebut, Basuki menyampaikan, “Ini menandakan bahwa (pembangunan) IKN memang terus berjalan dan akan kita selesaikan dalam waktu yang tidak banyak, sebelum tahun 2028.
Embung-embung ini, tadi sudah disampaikan oleh Agus Ahyar, Direktur Sarana dan Prasarana Sosial. Kita akan membangun 24 badan air dengan total kapasitas 2 juta meter kubik, menambahi 2 juta meter kubik yang sudah kita punyai dari 30 embung yang sudah ada.”
Pembangunan embung dan kolam retensi ini dirancang untuk mendukung konsep Zero Delta Q atau Sponge City yang menjadi prinsip pengelolaan air di Nusantara. Infrastruktur tersebut memungkinkan air permukaan ditampung, diserap, dan dikendalikan secara optimal guna mencegah limpasan berlebih sekaligus menjaga keseimbangan hidrologi kawasan.
Selain berperan dalam konservasi, keberadaan embung dan kolam retensi juga memiliki fungsi estetika dan sosial.
Elemen air ini akan memperkaya lanskap kota, membentuk ruang terbuka hijau, serta menghadirkan area interaksi publik yang sejalan dengan konsep kota hijau dan berorientasi pada keseimbangan antara pembangunan modern dan kelestarian lingkungan.
Manfaat lainnya, embung dan kolam retensi menyediakan cadangan air baku sekunder yang dapat dimanfaatkan untuk penyiraman taman, kebutuhan darurat seperti pemadaman kebakaran, serta membantu menurunkan suhu udara di sekitar kawasan.
Dengan kemampuan pengendalian banjir skala mikro maupun makro, infrastruktur ini menjadi bagian penting dalam membangun sistem dasar Nusantara yang aman, resilien, adaptif, dan berkelanjutan. (*/pr/ih)




















