PORTALBALIKPAPAN.COM – Dorongan diversifikasi ekonomi kembali mengemuka di lingkungan DPRD Kalimantan Timur.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin, menyebut pemerintah provinsi mulai mengarahkan fokus pada sektor perkebunan non-sawit sebagai sumber pendapatan baru yang lebih berkelanjutan.
“Sektor seperti cokelat dan kopi kini menjadi perhatian karena dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan,” ujarnya di Samarinda, beberapa waktu lalu.
Selain memiliki nilai pasar yang stabil, komoditas tersebut juga mampu melibatkan banyak pelaku usaha di tingkat tapak, mulai dari petani, koperasi, hingga industri olahan.
Ia menilai bahwa peluang ini bisa menjadi penggerak ekonomi daerah jika diikuti dengan kebijakan hilirisasi yang terarah.
Selama ini, pendapatan Kalimantan Timur masih bertumpu pada sumber daya alam yang dikelola pemerintah pusat.
Skema tersebut membuat daerah tidak memiliki ruang besar untuk menentukan arah pengelolaan maupun menetapkan besaran manfaat yang diterima.
Husni menegaskan bahwa keadaan seperti ini sudah saatnya dikurangi secara bertahap, terutama ketika banyak daerah lain mulai menyiapkan strategi baru untuk meningkatkan penerimaannya.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah provinsi bersama kabupaten dan kota telah sepakat memperkuat sektor-sektor yang lebih ramah lingkungan.
Sekaligus dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
“Komoditas perkebunan non-sawit menjadi bagian penting dari rencana tersebut, karena pengembangannya relatif mudah dilakukan sepanjang ada pendampingan dan pasar yang jelas,” tambahnya.
Komisi II mendorong agar pemerintah daerah memperkuat riset, membuka akses pembiayaan, dan menyediakan fasilitas pembinaan kepada petani.
Dengan dukungan kebijakan yang tepat, sektor ini dinilai mampu menciptakan rantai ekonomi baru yang lebih stabil dibandingkan ketergantungan pada komoditas ekstraktif.
Husni berharap langkah ini dapat menjadi titik awal transformasi ekonomi daerah, sehingga PAD tidak hanya bergantung pada sektor energi.
“Tetapi juga tumbuh dari usaha perkebunan yang lebih berkelanjutan dan terbarukan,” kata Husni.
(ADV/ Hpn)
















