PORTALBALIKPAPAN.COM – Pemerintah Kabupaten Berau dengan dukungan dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), dan Special Missions Vehicles Kementerian Keuangan, meluncurkan wahana rekreasi dan edukasi. Yakni, kawasan ekowisata mangrove di KampungTeluk Semanting, Kecamatan Pulau Derawan.
Pemerintah Kabupaten Berau mendapat dukungan YKAN dan Special Missions Vehicles Kementerian Keuangan, terdiri dari BUMN dan lembaga yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), PT Geo Dipa Energy (Persero), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), PT Indonesia Infrastructure Finance, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Kawasan ekowisata mangrove di Kampung Teluk Semanting ini memiliki luas sekitar 750 hektare. Pengunjung bisa menikmati hamparan mangrove yang asri sekaligus belajar mengenai ekosistem mangrove. Kawasan ekowisata ini juga dilengkapi jembatan titian, pusat informasi dan penjualan cenderamata hasil karya warga setempat.
Termasuk menara pantau untuk wisata pengamatan burung, serta fasilitas campingbagi pengunjung yang ingin menginap.
Terkait pengembangan program ekowisata, pada 27 September 2022 lalu, Pemerintah Kabupaten Berau telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Berau nomor 483 tahun 2022. SK ini terkait Penetapan Ekosistem Mangrove di Areal Penggunaan Lain Kampung Teluk Semanting sebagai Ekowisata Mangrove Berkelanjutan Berbasis Masyarakat. “Yang dikelola Tim Pengelola Mangrove Kampung Teluk Semanting,” terang Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, dalam keterangan persnya, Kamis (4/5/2023).
Juniarsih berujar, pengembangan ekowisata mangrove di Kampung Teluk Semanting ini juga selaras dengan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Berau Tahun 2016-2031.
Hutan mangrove menjadi salah satu ekosistem terpenting pada kawasan pesisir, yang menyediakan beragam jasa lingkungan bagi masyarakat setempat.
“Tidak banyak kabupaten seperti Berau, yang memiliki kawasan mangrove dengan luas hampir 80.000 hektare dan sebagian besar kondisinya dalam keadaan baik. Hal ini menjadikan Kabupaten Berau sebagai wilayah penting dalam perlindungan mangrove alami yang masih tersisa di Indonesia,” ujarnya.
Di samping itu, fungsi mangrove yang sangat penting bagi ekonomi masyarakat menyebabkan perlu adanya pengelolaandengan cara-cara yang tidak merusak, antara lain dengan program ekowisata dan budi daya tambak berkelanjutan Shrimp-Carbon Aquaculture (SECURE)yang didukung oleh SMV Kementerian Keuangan,” jelas Direktur Program Kelautan YKAN, Muhammad Ilman.
Pelestarian mengrove memerlukan dukungan semua pihak dalam berbagai aksi.
“Kementerian Keuangan membuat berbagai macam kebijakan, salah satunya adalah kebijakan fiskal untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dalam penanganan perubahan iklim. Kami di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuanganmenerjemahkannya dengan mengoptimalkan peran SMV dalam program-progam pelestarian lingkungan.
“Di Berau, kami berkolaborasi dengan YKAN untuk mendukung kegiatan akuakultur berkelanjutan SECURE dan ekowisata mangrove berkelanjutan di Kampung Pegat Batumbuk dan Teluk Semanting,” ujar Perwakilan DJKN, Berdik Dili Guntoro.
Kepala Kampung Teluk Semanting, Abdul Gani berharap agar ekowisata mangrove di Kampung Teluk Semanting ini bisa memberikan dampak secara berkelanjutan. Menyadari pentingnya keseimbangan lingkungan pihaknya berharap adanya ekowisata mangrove ini dapat menghadirkan banyak manfaat.
“Terutama bagi seluruh masyarakat luas dengan tetap menjaga serta melestarikan alamnya,” ujar Gani.
Sekilas YKAN
Yayasan Konservasi Alam Nusantara atau YKAN, dikenal sebagai organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014. Misinya melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan.
YKAN memberi solusi inovatif untuk mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif. Kemudian mengedepankan pendekatan non konfrontatif, sekaligus membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari.
Bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait termasuk pemerintah, mitra perusahaan, dan masyarakat, YKAN akan memajukan misi konservasi di Indonesia. YKAN berkomitmen pada pendekatan nonpartisan berbasis sains yang menggabungkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, kearifan lokal, dan inisiatif konservasi berbasis masyarakat. (Gopek Goceng)