PORTALBALIKPAPAN.COM – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menanggapi perihal PDIP yang ingin mendapat jatah sebagai capres kalau bergabung dengan koalisi raksasa. Hasto menegaskan partainya bakal mendorong kader internal sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.
“Dalam demokrasi yang sehat saat PDI Perjuangan melakukan pelembagaan partai seperti adanya sekolah partai tentu saja kami mendorong kader internal partai,” ujar Hasto kepada wartawan, Sabtu (15/4/2023).
Hal itu, menurutnya, telah menjadi keputusan dalam kongres kelima dan dipertegas ibu Ketua Umum, Megawati. “Itu sudah menjadi policy saat HUT PDI Perjuangan ke-50 bahwa partai akan mengusung kader internal partai,” tegas Hasto.
Hasto memaparkan hal itu saat menanggapi pernyataan wartawan soal syarat PDIP yang harus menjadi capres bila menjalin kerjasama politik dengan partai lain.
Di saat sama, Hasto juga merespons Golkar yang menyindir PDIP terkait sikap seolah mensyaratkan calon presiden bila bergabung dengan koalisi besar partai pro pemerintah.
Hasto mengatakan pihaknya menghargai sikap Golkar dan siap menjadi pendengar yang baik.
“Itu kan hak Golkar untuk berpendapat, kami menjadi pendengar yang baik,” ucap Hasto.
Namun, ia mengatakan berdasarkan pengalaman ketika mendeklarasikan Jokowi sebagai calon presiden PDIP di 2014 dan 2019, saat itulah sejumlah partai merapat kepartainya. Hasto meyakini kerja sama politik akan mengerucut setelah PDIP mendeklarasikan capresnya.
“Dalam sebuah tahapan strategis secara empiris maka nanti setelah ibu ketua umum mengumumkan siapa capres dari PDI Perjuangan, dari pengalaman mengumumkan Pak Jokowi di situ akan terjadi konsolidasi pengerucutan dalam kerja sama tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya diwartakan, Saiful Mujani Research and Consulting melakukan survei elektabilitas bakal calon presiden untuk Pilpres 2024. Ada lima kandidat yang disajikan surbei itu sebagai bakal capres: Anies Baswedan, Prabowo, Jokowi, Ganjar, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo.
Hasilnya, elektabilitas Ganjar Pranowo melonjak dengan memimpin di posisi atas yang mendapat raihan 16,5 persen. Sedangkan Anies merosot di posisi 9,8 persen.
Dari keterangan SMRC, Sabtu (15/4/2023), target populasi survei ini warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau telah menikah dan memiliki telepon, sekitar 79% dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing, yaitu teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1.216 responden dipilih lewat proses pembangkitan nomor telepon acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan sekitar 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Untuk asumsi simple random sampling. Survei dilakukan pada 11-14 April 2023. (Bkr)