PORTALBALIKPAPAN.COM – Anggota Parlemen Kalimantan Timur, Salehuddin, menyampaikan pentingnya adanya indikator yang jelas untuk mengevaluasi keberhasilan proses pembelajaran, meskipun tanpa adanya Ujian Nasional (UN).
Menurutnya, meskipun UN telah ditiadakan, tetap diperlukan metode yang dapat mengukur efektivitas pembelajaran.
“Tanpa UN, seharusnya ada indikator apapun namanya, ujian kompetensi harus ada indikator yang menentukan apakah metode pelajaran bisa dilakukan sesuai kita,” ujar Salehuddin.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa ujian, termasuk UN, memiliki fungsi untuk mengukur sejauh mana proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Ujian, menurutnya, tidak semata-mata untuk menentukan kelulusan siswa, tetapi juga sebagai alat untuk mengevaluasi kualitas pendidikan secara umum.
“Menurut saya, harus jelas kompetensinya, ujian atau tidak apapun namanya, jadi salah satu indikator yang bisa kita evaluasi sejauh mana proses pembelajaran berhasil atau tidak,” kata Salehuddin.
Ia menambahkan bahwa meskipun UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan, tetap perlu ada proses evaluasi lain yang memberikan gambaran tentang keberhasilan pengajaran.
Salehuddin juga sepakat dengan adanya uji kompetensi dan berbagai survei karakter sebagai alternatif dalam evaluasi pendidikan.
Menurutnya, hal ini bisa menjadi parameter untuk menilai sejauh mana kurikulum dan metodologi pengajaran di Indonesia berjalan dengan baik.
“Apapun namanya, itu memberikan gambaran metodologi kurikulum berhasil atau tidak. Itu perlu proses evaluasi lewat UN atau apa namanya, tidak serta merta menggagalkan atau meluluskan seorang siswa,” tegasnya.
Salehuddin percaya, meski tanpa UN, evaluasi tetap harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem pendidikan Indonesia bisa terus berkembang. (ADV/ Hpn)