PORTALBALIKPAPAN.COM, Blitar – Sebuah video yang memperlihatkan momen salat tarawih dengan durasi super cepat di Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mendadak viral di media sosial.
Video yang diunggah oleh akun Instagram @.folkkonoha itu menunjukkan jemaah melaksanakan salat tarawih 23 rakaat dengan gerakan sangat cepat, selesai dalam waktu kurang dari 5 menit.
Dalam rekaman tersebut, terlihat jemaah berdiri berbaris rapi dan memulai salat dengan tempo yang begitu singkat. Fenomena ini memicu beragam reaksi dari netizen. Beberapa kagum dengan kekompakan jemaah, sementara yang lain mempertanyakan keabsahan salat yang begitu cepat.
Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam, K.H. Dliya’uddin Azzamzami Zubaidi, menjelaskan bahwa tradisi salat tarawih cepat ini telah berlangsung lebih dari satu abad. Menurutnya, metode ini tidak melanggar syariat karena tetap memenuhi syarat dan rukun salat.
“Walaupun cepat, tarawih ini tidak mengurangi rukun atau syarat salat. Bacaan wajib tetap terbaca, serta tumaninah juga ada, minimal cukup untuk melafalkan ‘subhanallah’, baik secara lisan maupun dalam hati,” ujar K.H. Dliya’uddin.
Tradisi tarawih kilat di Pondok Pesantren Mambaul Hikam dimulai sejak tahun 1907 oleh Mbah Kiai Abdul Ghofur, yang memahami kondisi masyarakat sekitar pondok yang mayoritas bekerja sebagai petani.
Karena harus bekerja sejak pagi hingga menjelang malam, banyak warga yang merasa berat jika harus mengikuti tarawih dengan durasi lama. Untuk itu, Kiai Abdul Ghofur berinisiatif mengadakan tarawih cepat agar warga tetap bisa beribadah tanpa merasa terbebani.
Salat tarawih di pondok ini dilaksanakan sebanyak 23 rakaat dalam waktu sekitar 7 hingga 10 menit. Setiap tahunnya, sekitar 1.500 jemaah dari berbagai daerah di Blitar dan sekitarnya hadir untuk mengikuti tarawih kilat ini.
K.H. Dliya’uddin menegaskan bahwa tradisi ini bukan sekadar soal kecepatan, tetapi lebih kepada upaya menjaga semangat beribadah warga tanpa mengorbankan syarat sahnya salat.
“Dulu banyak umat yang bekerja dari pagi hingga sore. Mereka merasa kesulitan jika harus mengikuti salat tarawih yang lama. Karena itu, dicari solusi dengan tarawih cepat,” jelasnya.
Viralnya video ini seolah menjadi pengingat tentang kearifan lokal yang masih terjaga di Blitar, sekaligus membuktikan bahwa tradisi yang sudah berlangsung lebih dari satu abad ini masih relevan hingga sekarang. (ih)