PORTALBALIKPAPAN.COM – Ketua DPRD Kalimantan Timur Hasanuddin Mas’ud, kembali mengingatkan pentingnya mengelola aset daerah dengan serius.
Aset yang dimiliki daerah merupakan pertanggungjawaban atas setiap rupiah, yang dikeluarkan dari keringat masyarakat. Maka sudah sepantasnya, setiap jengkal dari aset tersebut harus dimaksimalkan, juga dirawat.
Salah satu yang menjadi sorotannya adalah Hotel Atlet, bangunan besar yang dulu dibangun dengan harapan tinggi, namun kini seperti kehilangan denyut kehidupan.
Padahal, di balik gedung yang sepi itu, tersimpan potensi besar untuk menambah PAD dan menggerakkan ekonomi daerah.
Hasanuddin menyayangkan kondisi hotel yang selama ini nyaris tak digunakan, kecuali pada momen Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
“Pemerintah melihat ada aset bagus, tapi tidak dimanfaatkan. Ini peluang untuk meningkatkan PAD. Kita tidak bisa terus bergantung pada dana transfer pusat,” ujarnya, pada Kamis (27/11/2025).
Pemerintah Provinsi Kaltim telah menugaskan Perusda Mahakam Bangun Sarana (MBS) untuk mengambil alih pengelolaan.
Namun bagi Hasanuddin, penugasan tersebut harus dibarengi dengan perubahan pola kerja agar hasilnya benar-benar terasa.
Ia mendorong agar MBS membangun kemitraan dengan operator profesional, bukan dikelola seperti sebelumnya yang sepenuhnya mengandalkan birokrasi.
Menurutnya, pola kerja sama antar badan usaha (B to B) jauh lebih realistis untuk meningkatkan profesionalitas dan hasil bisnis.
Ia mencontohkan beberapa hotel di Jakarta yang mampu berkembang pesat setelah menggandeng pengelola pihak ketiga.
“Dengan kemitraan B to B antara MBS dan swasta, pengelolaan Hotel Atlet bisa lebih profesional. Selama ini dikelola pemerintah langsung, hasilnya tidak maksimal. Kami berharap kontribusi PAD meningkat,” tegasnya.
Bagi Hasanuddin, optimalisasi Hotel Atlet bukan hanya soal bisnis, tetapi juga soal merawat aset yang dibangun dengan uang rakyat.
Dengan pengelolaan yang tepat, hotel itu bisa kembali hidup, membuka lapangan kerja, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat Kaltim.
Harapan itu kini berada di tangan pemerintah dan MBS, apakah Hotel Atlet akan terus menjadi bangunan sunyi, atau berubah menjadi aset yang kembali membanggakan daerah.
Yang jelas, bagi Hasanuddin, perubahan itu harus dimulai dari keseriusan melihat potensi dan keberanian untuk mengelolanya secara profesional. (ADV/ Lrs)















