PORTALBALIKPAPAN.COM – Anggota Parlemen Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, menyuarakan kritik terhadap pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Ia mempertanyakan bagaimana kualitas lulusan jika semua siswa dipastikan lulus.
“Kurikulum bagaimana orang tidak pintar masa lulus. Mohon maaf, menteri terdahulu itu menteri Gojek jadi susah. Kurikulum Merdeka semua lulus. Ini sedang kita keluhkan,” ujar Sapto.
Politisi Partai Golkar ini juga menyoroti maraknya digitalisasi yang menurutnya tidak selalu membawa dampak positif.
“Kan banyak pembohongan semua. Memang adanya musibah membawa berkah, Covid-19 minimal udara dulu polusi tinggi jadi jernih. Semua kita syukuri dengan adanya itu muncul teknologi Zoom dan lain-lain. Tapi tanpa harus mengurangi jiwa nasional, makanya kita harus hati-hati,” tegasnya.
Sapto berharap pemerintah dapat mengevaluasi kembali kebijakan Kurikulum Merdeka. Ia menekankan pentingnya menjaga kualitas pendidikan tanpa mengorbankan standar kelulusan.
“Semua sedang digodok oleh Menteri Pendidikan,” tambahnya.
Kritik Sapto ini muncul di tengah diskusi publik mengenai efektivitas Kurikulum Merdeka.
Beberapa kalangan menilai bahwa kebijakan ini terlalu menekankan pada fleksibilitas dan kreativitas siswa, sehingga mengabaikan aspek-aspek fundamental seperti penguasaan materi pelajaran.
Sapto juga memberi kritik terhadap sistem zonasi pendidikan yang diterapkan di berbagai daerah. Ia menilai sistem zonasi yang saat ini berlaku seolah-olah menggeneralisasi seluruh wilayah di Indonesia tanpa memperhatikan kondisi spesifik di masing-masing daerah.
“Zonasi itu bagus, tapi tidak bisa diterapkan sama di semua wilayah Indonesia,” nilainya.
Sapto menganalisa sistem zonasi dapat berjalan efektif di daerah seperti Pulau Jawa yang memiliki akses pendidikan dan fasilitas sekolah lebih memadai.
Namun, berbeda kondisinya di luar Jawa, termasuk di Kalimantan Timur, khususnya di daerah-daerah seperti Loa Bakung, Samarinda. Ia bilang di sana masih terdapat kekurangan fasilitas pendidikan, terutama untuk jenjang SMA dan SMK. Akibatnya menyulitkan implementasi zonasi. (ADV/ Hpn)