PORTALBALIKPAPAN.COM – Defisit guru di Kalimantan Timur tengah menjadi sorotan lantaran terjadi bukan hanya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Kekurangan guru juga terjadi di kota-kota besar yang selama ini dianggap memiliki akses pendidikan lebih baik. Apa sebabnya?
Peningkatan jumlah penduduk, penambahan rombongan belajar, serta kebutuhan guru produktif di sekolah vokasi dinilai menjadi salah satu pemicu kekurangan tenaga pendidik semakin terasa di seluruh kabupaten dan kota di Kalimantan Timur.
“Kita kekurangan hampir dua ribu guru SMK, sekitar seribu guru SMA, dan lima ratus guru SLB,” ungkap Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, M Darlis Pattalongi, kala ditemui pada Rabu (26/11/2025).
Kondisi ini membuat pemerataan kualitas pendidikan sulit dicapai karena beban mengajar guru semakin berat dan sekolah terpaksa menyesuaikan kapasitas pembelajaran di tengah keterbatasan.
“Ini angka yang besar sehingga perlu roadmap pemenuhan guru secara menyeluruh,” tutur Darlis.
Defisit guru SMA, dijelaskan Darlis, terjadi karena penambahan kelas baru tidak diimbangi penambahan tenaga pendidik, terutama di daerah dengan pertumbuhan rombel yang cepat.
Kekurangan guru produktif di SMK juga menjadi tantangan utama karena sekolah vokasi membutuhkan pengajar dengan keahlian spesifik yang sebanding dengan kebutuhan industri.
Ia meminta pemerintah bergerak cepat menyusun strategi jangka panjang agar pemenuhan guru tidak dilakukan secara parsial saja, tetapi dirancang menyeluruh untuk seluruh 10 kabupaten dan kota.
Selain menyoroti soal kekurangan guru, sebelumnya Darlis juga mengingatkan terkait kompetensi guru. Hal ini, tegasnya, harus terus ditingkatkan dan di-update agar tidak tertinggal oleh tuntutan zaman.
Penguatan profesionalitas pendidik ini menjadi kunci untuk menjaga kualitas pembelajaran, sekaligus memastikan peran guru sebagai pembentuk karakter generasi tetap berjalan secara efektif.
Selain itu, lanjut Darlis, kesejahteraan dan fasilitas pendukung untuk guru juga harus dipikirkan.
Semua ini agar memudahkan para guru dapat menjalankan fungsi intelektual dan pembinaan karakter. Ia menilai keberhasilan pendidikan tidak hanya bertumpu pada kemampuan guru mengajar di kelas, tetapi pada ekosistem yang memberi ruang bagi guru untuk berkembang.
Tanggung jawab pemerintah daerah dan pusat, dari legislatif PAN ini ialah memastikan bahwa seluruh fasilitas, pelatihan, serta dukungan moral tersedia secara merata bagi guru di semua wilayah.
Upaya kolektif ini diharapkan memperkuat posisi guru sebagai lokomotif pembentukan adab dan pengetahuan yang menjadi pondasi masa depan Kaltim.
Ia mengingatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat menuntut guru untuk terus memperbaharui kompetensi dan kapasitasnya. Namun demikian itu sulit tercapai tanpa dukungan nyata dari pemerintah.
Ia mengingatkan juga jangan sampai membiarkan guru itu terus stagnan dengan apa yang dimiliki dari beberapa tahun-tahun lalu.
“Kita harus mengantarkan guru-guru kita memiliki pengetahuan yang berkembang,” tegas Darlis. Adapun sejumlah upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas guru, khususnya di Kaltim, dengan pengadaan pelatihan pendidikan profesi guru, hingga bimbingan konseling guru. (ADV/ Lrs)















