PORTALBALIKPAPAN.COM – Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata serta pembebasan sandera setelah 15 bulan konflik. Hal ini diumumkan oleh mediator dari Qatar dan Amerika Serikat.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, menyatakan bahwa kesepakatan ini akan mulai berlaku pada hari Minggu, asalkan mendapat persetujuan dari kabinet Israel.
Presiden AS Joe Biden menyebut kesepakatan tersebut akan “menghentikan pertempuran di Gaza, meningkatkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga Palestina, dan mempertemukan kembali sandera dengan keluarga mereka.”
Rincian Kesepakatan
Sebagai bagian dari kesepakatan tahap awal, 33 sandera, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia, akan dibebaskan oleh Hamas. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan tahanan Palestina dari penjara mereka.
Pasukan Israel juga akan mundur dari daerah padat penduduk di Gaza, memberikan kesempatan bagi warga yang terlantar untuk kembali ke rumah mereka. Ratusan truk bantuan kemanusiaan akan diizinkan masuk ke wilayah tersebut setiap hari.
Tahap kedua kesepakatan ini, yang mencakup pembebasan sisa sandera dan penarikan penuh pasukan Israel, akan dimulai pada hari ke-16. Sementara itu, tahap ketiga akan fokus pada rekonstruksi Gaza dan pemulangan jenazah sandera yang tersisa.
Reaksi Beragam
Berita ini disambut dengan suka cita oleh banyak warga Palestina dan keluarga sandera Israel. Namun, serangan udara Israel di Gaza tetap berlanjut setelah pengumuman dari Qatar, menewaskan lebih dari 20 orang, termasuk 12 korban di sebuah blok apartemen di Sheikh Radwan, Gaza City.
Sejak dimulainya konflik pada Oktober 2023, lebih dari 46.700 orang dilaporkan tewas di Gaza menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Mayoritas dari 2,3 juta penduduk Gaza telah kehilangan tempat tinggal, dengan kondisi kekurangan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan tempat penampungan semakin memburuk.
Persetujuan Kabinet Israel
Kabinet Israel dijadwalkan memberikan persetujuan akhir pada Kamis pagi. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa kesepakatan ini masih dalam proses finalisasi.
Ia juga berterima kasih kepada Presiden Biden atas perannya dalam mempromosikan kesepakatan tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak semua pihak untuk berkomitmen mengurangi penderitaan akibat konflik ini.
“Prioritas sekarang adalah menghentikan penderitaan luar biasa ini,” katanya.
Kesepakatan ini dipandang sebagai langkah awal menuju perdamaian dan rekonstruksi Gaza, meskipun tantangan besar masih menanti di masa depan. (*/imm)