PORTALBALIKPAPAN.COM – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan, menyoroti lambatnya penurunan angka stunting di Kaltim dalam tiga tahun terakhir.
Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting hanya berkurang dari 22,8 persen pada 2021 menjadi 22,2 persen pada tahun ini.
“Penurunan tipis ini menggambarkan upaya yang maksimal, terlebih beberapa kabupaten dinilai masih mengalami perlambatan,” ujarnya saat diwawancarai awak media di Samarinda, Minggu (30/11/2025).
Agusriansyah menyebut Kutai Timur, Penajam Paser Utara, dan Kutai Barat sebagai daerah yang perlu perhatian lebih besar.
Menurut Agusriansyah, ketiga wilayah tersebut masih menghadapi tantangan signifikan dalam menurunkan angka stunting meskipun berbagai program pemerintah telah berjalan.
Ia menilai bahwa fokus pengendalian stunting harus diperkuat karena masalah ini termasuk prioritas nasional dan menjadi bagian dari evaluasi kinerja daerah.
Pemerintah provinsi, lanjutnya, telah mempertahankan alokasi anggaran penanganan stunting sebagai bentuk komitmen.
Namun, sambung Agusriansyah, komponen penting lainnya berada di kabupaten/kota yang bertanggung jawab menjalankan program secara langsung di lapangan.
Karena itu, Agusriansyah mendesak pemerintah daerah lebih aktif dan konsisten dalam memperluas intervensi, terutama pada keluarga berisiko dan wilayah yang masih menunjukkan angka tinggi.
“Kinerja penanganan stunting turut mempengaruhi penilaian pemerintah pusat, termasuk dalam hal pemberian dan pemangkasan dana transfer,” sambung Politisi PKS.
Jika daerah tidak menunjukkan progres yang memadai, konsekuensinya bisa berdampak pada pengurangan anggaran yang diterima.
Kondisi ini, menurutnya, harus menjadi alarm bagi semua pihak agar tidak sekadar menjalankan program, tetapi memastikan langkah-langkahnya benar-benar efektif.
Dengan berbagai tekanan tersebut, ia berharap kolaborasi lintas sektor diperkuat, mulai dari layanan kesehatan, pendidikan, hingga dukungan sosial.
Keberhasilan menekan angka stunting hanya dapat dicapai melalui kerja bersama terukur, dan berkelanjutan, kata Agusriansyah. (ADV/ Hpn)















