PORTALBALIKPAPAN.COM – Perhatian terhadap kualitas layanan pendidikan kembali mengemuka saat masih ditemukan sekolah-sekolah tingkat menengah atas yang membeli buku pelajaran secara fisik.
Padahal sistem pendidikan saat ini telah mengarahkan penggunaan e-book dan fasilitas digital sebagai standar baru pembelajaran. Kondisi ini memunculkan pertanyaan penting tentang kesiapan infrastruktur pendidikan di lapangan.
Jika pembelian buku masih terjadi, berarti ada mata rantai yang belum terpenuhi, mulai dari jaringan internet, perangkat digital, hingga fasilitas laboratorium yang seharusnya menjadi fondasi utama sekolah di era teknologi.
“Soal buku pelajaran sebenarnya SMA itu sudah tidak membeli buku lagi. Harusnya sudah menggunakan ebook dan fasilitas digital,” kritik Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan.
“Jadi kalau masih ada pembelian buku itu, berarti sarana pendukung, seperti internet perangkat teknologi atau laboratorium, belum terpenuhi,” lanjutnya.
Menurutnya persoalan ini mencerminkan bahwa pembangunan pendidikan tidak boleh dipahami sebatas pembangunan fisik.
Gedung sekolah yang megah tidak akan bermakna jika sistem belajar tidak didukung teknologi dan fasilitas memadai, terutama di daerah yang seharusnya sudah mulai beralih ke pembelajaran digital.
“Ini yang saya maksud pendidikan harus dipikirkan menyeluruh bukan hanya bangun gedung,” tukasnya.
Politisi PKS itu menegaskan bahwa kebutuhan paling mendasar dalam pendidikan memastikan seluruh anak memperoleh layanan yang setara, modern.
Serta relevan dengan perkembangan zaman agar mereka mampu bersaing di masa depan.
“Intinya pelayanan pendidikan harus menjadi prioritas pertama karena anak-anak ini adalah sumber daya masa depan bangsa. Jangan setengah-setengah dalam memberikan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” ujarnya.
Pandangan ini sekaligus menjadi seruan agar pemerintah tidak hanya fokus pada pembangunan fisik. Tetapi mulai mempercepat pemenuhan sarana penunjang digital, pemerataan akses internet sekolah, pengadaan perangkat teknologi, serta pelatihan guru dalam pemanfaatan platform digital.
DPRD berharap transformasi digital pendidikan tak berhenti pada slogan, tetapi benar-benar diwujudkan dalam bentuk layanan yang konkret dan dapat dirasakan siswa di seluruh wilayah Kalimantan Timur. (ADV/ Lrs)
















