PORTALBALIKPAPAN.COM, Nusantara – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), bersama Kementerian Kehutanan dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD), secara resmi memulai pembangunan Pulau Kelawasan sebagai Pusat Suaka Orangutan.
Inisiatif ini menegaskan komitmen bersama dalam upaya pelestarian lingkungan dan perlindungan satwa liar, khususnya orangutan.
Pulau Kelawasan, yang berada di kawasan Teluk Balikpapan dan kini termasuk dalam wilayah Ibu Kota Nusantara, telah ditetapkan sebagai kawasan lindung.
Dengan luas sekitar 14 hektare, pulau ini memiliki kekayaan ekologi dan keanekaragaman hayati yang signifikan, sehingga dinilai layak untuk dikembangkan sebagai habitat konservasi yang aman, berkelanjutan, serta berfungsi sebagai sarana edukasi.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini dalam acara Syukuran Pembangunan Suaka Orangutan Kelawasan yang diselenggarakan di Pusat Suaka Orangutan (PSO) Arsari, Desa Maridan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
“Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada Yayasan Arsari Djojohadikusumo atas kegiatan lingkungan ini. Mudah-mudahan kerjasama ini dapat terus kita lanjutkan dengan lebih baik,” ujar Basuki.
Pusat Suaka Orangutan Kelawasan dirancang sebagai habitat jangka panjang bagi orangutan jantan dewasa yang tidak dapat dilepasliarkan ke alam bebas.
Fasilitas yang akan dibangun di pulau ini mencakup berbagai sarana penunjang seperti shelter untuk tempat berteduh, feeding platform untuk pemberian pakan harian yang dilengkapi dengan kolam air minum, serta feeding plus sebagai area steril untuk pemeriksaan dan perawatan kesehatan satwa.
Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Hashim Djojohadikusumo, menjelaskan bahwa pembangunan pusat ini ditujukan untuk menampung orangutan yang sudah lanjut usia dan tidak lagi mampu bertahan hidup di alam liar.
“Banyak orangutan dewasa yang kalau dilepasliarkan pasti mati karena cari makannya susah. Kita carikan tempat lingkungan yang nyaman bagi orangutan dewasa di alam yang terbuka, maka kita pilih Pulau Kelawasan,” ungkap Hashim.
Dengan dimulainya pembangunan pusat konservasi ini, diharapkan Pulau Kelawasan dapat menjadi contoh nyata kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian satwa endemik Indonesia, serta mendukung visi IKN sebagai kota hijau dan berkelanjutan. (*/pr/ih)