PORTALBALIKPAPAN.COM, Bali – Tim Wushu Kalimantan Timur kembali mengharumkan nama daerah dengan prestasi gemilang di ajang Indonesia International Kungfu Championship 2024 yang berlangsung di Bali, 15-21 Desember 2024.
Dalam kejuaraan internasional perdana ini, atlet di bawah asuhan pelatih Shifu Antung Kadir berhasil memboyong 9 medali emas, 12 perak, dan 17 perunggu.
Tak hanya membimbing para atlet, Shifu Antung Kadir sendiri juga ikut bertanding dan sukses menyumbangkan 1 medali emas. Ajang ini diikuti oleh 86 tim dari berbagai negara, termasuk China, Bangladesh, dan Malaysia.
Dari Indonesia, Wushu Kalimantan Timur mengirimkan 16 atlet yang semuanya menunjukkan performa luar biasa.
Perjuangan dengan Dana Mandiri
Menariknya, seluruh perjalanan dan akomodasi tim Wushu Kaltim dibiayai secara mandiri melalui iuran peserta dan atlet.
Untuk menghemat pengeluaran, Shifu Antung Kadir bahkan membawa magic com agar tim dapat memasak sendiri selama di luar kota.
“Di sini kami sampai beli magic com untuk memasak nasi dan menggoreng telur agar bisa menghemat biaya pengeluaran,” ujar Antung Kadir.
Murid Senior Berprestasi
Di antara atlet yang berlaga, ada Norol Lies Noor, seorang guru SDN 003 Balikpapan Timur sekaligus murid senior Shifu Antung Kadir.
Dengan persiapan selama satu bulan, ia berhasil menyabet 2 medali emas di kategori Wing Chun dan Senjata Kembar. Prestasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda.
Dukungan untuk Kejuaraan Mendatang
Ajang bergengsi ini diselenggarakan oleh Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) di bawah naungan Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Antung Kadir berharap pemerintah dapat memberikan dukungan untuk kejuaraan internasional berikutnya yang dijadwalkan berlangsung di Yogyakarta pada pertengahan 2025.
“Kami berharap tahun depan bisa mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah agar persiapan lebih maksimal,” tambahnya.
Perguruan Black Dragon Fighter, Pusat Prestasi Wushu Kaltim
Perguruan Kungfu Wushu Black Dragon Fighter yang didirikan dan dilatih oleh Shifu Antung Kadir berpusat di Balikpapan.
Perguruan ini berada di bawah naungan Yayasan Fathir Rahman Shiddiq, yang juga aktif dalam berbagai kegiatan seperti TKQ, TPQ, Tahfidz, olahraga bela diri, dan pengobatan tradisional.
Dengan capaian ini, Wushu Kalimantan Timur kembali menunjukkan bahwa semangat, kerja keras, dan dedikasi mampu mengukir prestasi meskipun dengan keterbatasan dana.
Ke depan, dukungan lebih besar diharapkan untuk mengembangkan potensi olahraga bela diri di Kalimantan Timur. (imm)