PORTALBALIKPAPAN.COM – Di tengah geliat pembangunan dan pesatnya persaingan bisnis di Balikpapan, usaha kecil seperti mebel sering kali menjadi cerita menarik tersendiri.
Salah satu kisah inspiratif datang dari Gunanto, seorang pengrajin mebel yang telah lebih dari tiga dekade menekuni profesinya di kawasan Gunung Kawi, Balikpapan Tengah.
Redaksi Portal Balikpapan berkesempatan menyambangi kediamannya yang sekaligus menjadi tempat usaha, menyaksikan langsung dedikasi seorang pelaku usaha yang tetap teguh bertahan di tengah tantangan zaman.
Awal Perjalanan di Balikpapan
Gunanto, pria berusia 60 tahun asal Grobogan, Jawa Tengah ini merantau ke Balikpapan pada tahun 1986.
Berbekal ijazah diploma yang ia peroleh di Balikpapan, ia memulai perjalanan panjang dalam dunia usaha.
“Dulu saya sudah coba beberapa bisnis, tapi yang bertahan hingga sekarang hanya mebel,” ungkap Gunanto.
Menurutnya, usaha mebel memiliki kelebihan yang membuatnya bertahan, mulai dari kebutuhan masyarakat yang konsisten hingga bahan baku yang mudah didapat.
“Mebel itu selalu dibutuhkan. Kita bisa bikin model apapun, mulai dari yang sederhana hingga yang rumit,” tambahnya.
Tantangan di Tengah Persaingan
Namun, perjalanan Gunanto tidak selalu mulus. Kehadiran brand-brand pabrikan ternama menjadi salah satu tantangan besar yang harus ia hadapi.
“Banyak konsumen yang memilih produk brand besar karena dianggap lebih modern,” ungkapnya.
Meski begitu, Gunanto tetap optimis. Dengan menawarkan harga yang lebih terjangkau dan keunggulan produk custom, ia percaya usahanya memiliki daya saing tersendiri.
“Kami melayani pesanan sesuai keinginan konsumen, dan itu kelebihan yang tidak dimiliki produk pabrikan,” jelasnya.
Kolaborasi dengan Rekan dan Karyawan
Dalam menjalankan usahanya, Gunanto tidak bekerja sendirian. Ia dibantu oleh beberapa karyawan yang memproduksi berbagai jenis furnitur, seperti meja, kursi, hingga lemari.
Salah satu rekan setianya adalah Trisno (51) yang juga berasal dari Grobogan, Jawa Tengah.
Trisno memiliki lapak sederhana di pinggir jalan yang ia gunakan untuk memasarkan produk-produk mebel dari Gunanto dan pengrajin lain di kawasan Gunung Kawi.
“Penjualan masih cukup bagus, karena masyarakat selalu membutuhkan mebel, terutama yang harganya terjangkau,” kata Trisno.
Fenomena Penurunan Jumlah Pengrajin
Meski usaha mebel masih potensial, Gunanto mencatat adanya penurunan jumlah pengrajin di kawasan Gunung Kawi.
Dulu, lebih dari 20 pengrajin aktif di daerah ini, namun kini jumlahnya tidak lebih dari 10.
Hal ini, kata Gunanto, disebabkan banyak diantara mereka yang beralih profesi menjadi pengepul barang bekas, karena mungkin dianggap lebih praktis.
Dan, Gunanto juga menyayangkan kurangnya regenerasi, banyak generasi muda yang enggan meneruskan usaha mebel milik orang tuanya.
“Anak muda sekarang lebih memilih jadi karyawan daripada melanjutkan usaha keluarga,” keluhnya.
Ia menyayangkan hal ini karena menurutnya regenerasi yang minim dapat mengancam kelangsungan usaha mebel di masa depan.
Harapan untuk Generasi Muda dan Pemerintah
Sebagai seorang ayah, Gunanto merasa bangga bahwa usahanya mampu menyekolahkan tiga anaknya hingga perguruan tinggi.
Dua anaknya telah menyandang gelar sarjana, sementara yang bungsu masih menempuh studi di Yogyakarta.
“Doakan yang terakhir ini lulus dengan baik,” ucapnya sembari tersenyum.
Gunanto juga menyampaikan pesan penting kepada generasi muda agar tidak malu meneruskan usaha keluarga. “Kalau tidak ada yang melanjutkan, usaha ini bisa hilang,” tegasnya.
Kepada pemerintah, ia berharap dukungan berupa modal usaha dan akses pemasaran untuk membantu para pengrajin seperti dirinya tetap bertahan.
“Pemerintah pernah memberikan pembinaan di tahun 90-an. Kalau bisa, bantuan seperti itu diadakan lagi, terutama untuk pemasaran,” pintanya.
Ketangguhan Seorang Ketua RT
Selain menjadi pengrajin, Gunanto juga aktif menjalankan tugas sebagai Ketua RT 50 di Sumber Rejo, Balikpapan Tengah.
Meski sibuk dengan tanggung jawab sosial, ia tetap mampu mengelola usahanya dengan baik.
Portal Balikpapan menyaksikan sendiri bagaimana ketangguhan dan semangat Gunanto dalam menjaga eksistensi usaha mebelnya.
Di tempat itu, ia bukan hanya membuat furnitur, tetapi juga merajut harapan dan inspirasi untuk masyarakat Balikpapan.
Gunanto adalah bukti nyata bahwa usaha kecil, jika dikelola dengan dedikasi tinggi, mampu bertahan dan memberikan manfaat bagi banyak orang. (*/imm)