PORTALBALIKPAPAN.COM – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Yenni Eviliana, menyoroti kondisi infrastruktur di Kabupaten Paser, yang hingga kini masih menghadapi tantangan, terutama di wilayah desa perbatasan.
Meski secara umum daerah tersebut tergolong aman dan kondusif, kebutuhan dasar masyarakat di sektor aksesibilitas masih memerlukan perhatian berkelanjutan.
Yenni menjelaskan, selama pelaksanaan reses di sejumlah wilayah Paser, aspirasi masyarakat lebih banyak mengarah pada kebutuhan jembatan gantung untuk mendukung aktivitas perkebunan.
Sementara itu, keluhan terkait akses jembatan menuju sekolah belum disampaikan secara langsung kepada dirinya.
“Selama saya turun ke lapangan, aspirasi yang masuk justru lebih banyak soal jembatan gantung ke kebun, bukan akses ke sekolah,” ujar Yenni Eviliana, Rabu.
Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi masyarakat desa, khususnya sektor pertanian dan perkebunan, masih sangat bergantung pada infrastruktur sederhana namun vital.
Tanpa akses yang memadai, proses distribusi hasil panen menjadi terhambat dan berdampak pada pendapatan petani.
Saat ini, DPRD Kaltim bersama pemerintah daerah telah mulai melakukan penanganan secara bertahap.
Di Kecamatan Kuaro, misalnya, telah dibangun tiga titik jembatan gantung yang ditujukan untuk memperlancar akses jalan usaha tani. Program tersebut akan kembali dilanjutkan pada tahun mendatang.
“Di Kuaro sudah ada tiga titik jembatan gantung yang kami bangun, dan tahun depan akan ditambah lagi,” katanya.
Ia menegaskan, pembangunan jembatan tersebut bukan sekadar infrastruktur fisik, melainkan bagian dari upaya mendorong kemandirian ekonomi masyarakat desa.
Dengan akses yang lebih baik, petani diharapkan dapat mengangkut hasil kebun menggunakan kendaraan roda dua sehingga efisiensi dan produktivitas meningkat.
“Paling tidak petani bisa membawa hasil panen dengan motor, sehingga aktivitas kebun mereka tidak lagi terhambat,” jelasnya.
Terkait sektor pendidikan, Yenni memastikan pihaknya tetap membuka ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.
Ia menilai, jika ke depan ditemukan kendala akses menuju sekolah, hal tersebut akan menjadi perhatian serius agar pembangunan infrastruktur benar-benar menyentuh seluruh kebutuhan dasar warga desa. (ADV/ Hpn)


















