PORTALBALIKPAPAN.COM – Gerhana matahari hibrida atau GMH di beberapa wilayah Indonesia, terutama bagian timur, akan terjadi besok, pada Kamis (20/4/2023). Termasuk bisa dilihat di Balikpapan. GMH pada Ramadan tahun ini, salah satu dari empat gerhana yang akan terjadi di tahun 2023.
Tiga dari empat gerhana tersebut akan bisa disaksikan di Indonesia, termasuk Balikpapan. Terakhir fenomena serupa bisa dilihat di Balikpapan sekitar tujuh tahun lalu.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Balikpapan Rasmid menjelaskan GMH terjadi saat matahari, bulan dan bumi tepat segaris. Sehingga suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan, yang teramati dari bumi lebih kecil dibanding piringan matahari.
“Di tempat tertentu lainnya, terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari,” ujarnya, Rabu (18/4/2023).
Akibatnya, saat puncak gerhana suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin yaitu gelap bagian tengah dan terang bagian pinggirnya. Sedangkan di tempat tertentu lainnya, matahari seakan-akan tertutupi bulan.
“GMH ini fenomena gabungan. Ada yang gelap total dan cincin serta sebagian, tetapi di tempat yang berbeda,” jelasnya.
Di Balikpapan, lanjutnya, matahari akan tertutup 60 persen oleh bayangan bulan. Pada fasenya, fenomena itu berlangsung selama tiga jam.
Ia menjelaskan awal terjadinya pukul 09.45 Wita dan puncaknya pukul 11.15 Wita. Kemudian akan berakhir pukul 11.45 Wita.
“Gerhana Matahari Hibrida adalah Gerhana Matahari yang memiliki dua macam Gerhana berbeda, yang terjadi dalam satu waktu secara berurutan dalam satu fenomena,” tulis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam unggahannya di Instagram.
“Dimulai Gerhana Matahari Cincin berubah menjadi Gerhana Matahari Total (GMT), kemudian kembali menjadi Gerhana Matahari Cincin dalam waktu singkat,” tulisnya lagi.
Selain di Balikpapan, sejumlah wilayah yang dapat melihat GMH, antara lain, Pulau Damar, Pulau Watubela, Pulau Kisar, Pulau Maopora, Kampung Antalisa (Fakfak), Randepandai, Roswar, Pulau Num, Wooi, Serui, dan Biak Kota.
Dikutip dari situsnya, Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Johan Muhammad mengungkapkan gerhana ini tergolong sangat spesial karena berupa gerhana Matahari hibrida yang jarang terjadi.
Menurutnya Gerhana Matahari terjadi saat sinar matahari terhalang bulan, bayangan bulan akan jatuh di bumi. Daerah di bumi yang berada di bawah bayangan inti (umbra) bulan akan mengalami gerhana matahari total.
“Sedangkan daerah di bumi di bawah penumbra akan mengalami gerhana Matahari sebagian,” ujarnya. (Gopek Goceng)